Kamis, 04 September 2014

yang pernah mengisi...

Kita pernah satu. satu jua. satu tuju. atau mungkin kita sama-sama pernah berjuang bersama. betapa aku pernah sangat begitu membutuhkanmu, kamua ada. untuk menyemangati. untuk mengajariku...tentang apapun itu- dengan begitu penuh harap bahwa sebuah harapan akan menjadi nyata.
Ekspetasimu menjadi pembangkit diri ini, pernah begitu.
aku tak pernah menjanjikan, tapi kamu begitu yakin.
aku sulit meyakini diriku sendiri, tapi lagi-lagi kamu sangattttttttt yakin.
Kamu...adalah orang yang begitu frasa yang pernah aku temui. setiap kali bertemu atau sedang meet up...kamu selalu berkata yang baik-baik sampai sebegitu panjang untuk meyakini hidupku.
Kamu...memang teman yang tingkat solidaritasnya diatas maksimal.
tapi
kemudian
sampai pada saatnya kita berada pada dua jalan, ternyata kamu yang putuskan.
jalan yang begitu berbeda denganku.
sebuah kesengajaan kah? atau murni dari dalam hati?
Kamu yang begitu faham soal itu, karena sampai saat ini aku masih belum berani menjadi orang yang selalu menyapamu (lagi), apalagi untuk terlibat obrolan berat denganmu.
kamu menjauh.
kita berjalan masing-masing
tapi
kemudian
kamu berlari, aku masih berjalan.
betapa AKU SAMA SEKALI GAK AKAN PERNAH NYESEL.
Jalan ini bukan aku yang meminta, bahkan aku tidak menginginkan.
kamu menjauh? aku akan lebih.
kamu ingin kita tak lagi bersua bersama? aku akan.
tapi,
aku masih sangat begitu membutuhkanmu.
namun, nampaknya kamu keukeuh dengan keputusanmu...aku tak akan pernah memaksakan dua simpul itu kembali ada. aku tak akan pernah lagi mencoba menyusun kembali potongan-potongan puzzle itu.
AKU AKAN MENJADI ORANG YANG PURA-PURA LUPA PERNAH MENGENALMU.
sudah PUAS?
.
.
.kamu
.
.
.sukses selalu
.
.
do'akan akupun begitu.
sampai bertemu untuk kembali bersua. semoga.


untuk 'kamu' yang pernah mengisi.
yang abstrak.
yang memilih perpisahan sebagai jalan.
yang memilih musuh sebagai akhir.


NindyaRR
05-09-2014 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar